1. New 7 Wonders tidak diakui oleh Unesco,
2. New 7 Wonders melakukan penipuan dengan cara mengeruk keuntungan dari pendaftaran dan sms premium
3. New 7 Wonders adalah sebuah yayasan kecil yang tidak kredibel, dan
4. New 7 Wonders akan mengganggu ekosistem komodo jika banyak turis yang berdatangan. Empat alasan itu yang logis ditambah banyak alasan lainnya yang terkesan dicari-cari
- Untuk alasan pertama bahwa New 7 Wonders tidak diakui oleh Unesco sehingga tidak kredibel tidak memiliki dasar hukum yang jelas, karena tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa penyelengaraan kontes seperti itu harus seizin Unesco.
- Alasan kedua pihak New 7 Wonders melakukan penipuan dengan mengeruk keuntungan dari sms premium adalah informasi yang keliru dan mengada-ada. Sebetulnya biaya sebesar yang diperdebatkan adalah biaya menjadi host, dan itu wajar untuk event sebesar itu, adapun sebagai kontestan komodo hanya dikenakan biaya 200 dolar. Selain itu tidak ada biaya lain, adapun sms premium tidak akan mengalir kepada pihak New 7 Wonders, keuntungan sms itu murni untuk operator.
- Untuk alasan ketiga bahwa keikutsertaan Pulau Komodo dalam ajang ini pembodohan karena New 7 Wonders diselenggarakan oleh yayasan kecil yang tidak kredibel perlu kita pertanyakaan kriteria kredibel yang dimaksud orang intek itu, kalau yang dimaksud adalah alamat yang tidak memiliki kode pos tentu alasan itu sangat mengada-ada. Kredibilitas bisa kita lihat dengan rekam jejak yayasan tersebut yang sukses mengadakan kontes sebelumnya, menurut data setelah memenangi kontes tersebut pemenang mengalami peningkatan jumlah turis 3,5 kali lipat,.
- Alasan terakhir adalah menangnya komodo dalam kontes tersebut akan mengganggu konservasi komodo, bahwa yang diikutsetakan dalam kontes ini bukan komodo tetapi pulau komodo, pulau komodo terdiri dari tiga dan hanya ada satu pulau yang akan dijadikan wisata komodo, turis yang datang hanya akan melihat komodo 10 menit tetapi selebihnya akan berwisata di pantai, wisata budaya, ekonomi kreatif, dll.
Menurut Pengakuan Dari pihak New7Wonders ( N7W ) :
Jean Paul de la Fuente, menuai banyak tanya setelah gencar berita kebohongan lembaga itu. "Pejabat Indonesia itu sangat marah dan menyerang kami dengan tuduhan-tuduhan palsu," kata dia dalam diskusi jarak jauh dengan wartawan di Gedung PMI, Jumat 4 November 2011. Jean mengatakan ada oknum yang sengaja melakukan tindakan tertentu pada organisasi N7W supaya masyarakat tidak percaya. "Yang jelas tuduhan-tuduhannya itu salah," kata dia.
New7Wonders pernah bekerja sama dengan seorang pejabat Indonesia selama dua tahun. Pejabat itu bertindak sebagai suporter official committee. Namun di tengah perjalanan ada ketidaksesuaian tindakan pejabat itu dengan ketentuan dan prinsip N7W.
Akhirnya N7W memutuskan hubungan kerja sama tersebut. "Tidak menghormati kesepakatan dan aturan main," katanya. Jean menolak menjelaskan secara terperinci perlakuan pejabat yang dianggap tidak sesuai itu. Ia mengatakan pejabat itu pernah membawa rombongan ke kantornya di Zurich, Swiss, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kunjungan rahasia itu untuk menyelidiki keberadaan N7W.
Jean mengatakan dari 37 official committee yang bekerja sama dengan N7W, hanya dari Indonesia yang menuai masalah. Keputusan itu diambil untuk menyelamatkan posisi Komodo. "Antara official committee dan komodo, itu keputusan tepat," katanya.
Jean bangga karena sekarang Komodo memiliki dukungan positif dari berbagai pihak. Itu merupakan pencapaian yang tidak disangka. "Sekarang komodo banyak dukungannya," kata dia. Kesimpulan menurut penulis : hendaknya kita sama2 untuk berintrokpeksi agar tahu yang mana yang benar dan salah..Hendaknya pemerintah transparansikan semua hal kepada masyarakat Indonesia karena merupakan salah satu kekayaan negara kita.
Referensi :
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/11/04/apa-salah-jk-dan-komodo/
http://www.tempo.co/hg/kesra/2011/11/04/brk,20111104-364943,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar